Dia pergi (lagi)

Belum cukup sepekan di sini, dia pergi lagi.

Tak masalah, aku bahkan tak merasakan apa-apa. Berat melepaskan? Sedih? Tidak! Maafkan aku yang sudah tak merindukan sosokmu lagi.

Sesaat sebelum keberangkatannya di minggu pagi buta yang dingin itu, dia menghampiriku lalu memelukku dengan sangat eratnya, aku sempat menatap wajahnya yang terisak sepersekian detik, matanya merah dengan deraian air mata.

“doakan aku..” ucapnya lirih

Enam belas tahun meninggalkan tanpa kabar dan kau hanya menyempatkan enam hari waktumu ke sini, itu pun bukan untukku.

Orang-orang bertanya padaku; akankah kau  menangis saat melepas kepergiannya (lagi)?

Aku hanya tersenyum kecut, andai saja aku bisa menangis. Tapi tidak, aku bahkan tak merasakan kehadiran sosoknya.

Hatiku telah membatu? Entahlah, aku hanya sudah lupa bagaimana rasanya memiliki.

Palenteng, 12 Juni 2016

pergilah, aku sudah lupa bagaimana rasanya memiliki (gambar: Pinterest)

Tinggalkan komentar