Bagaimanapun,

ini adalah kalimat yang entah sudah berapa kali aku menulisnya. terpajang rapi di dinding kamar tidurku dekat pintu, di lembaran-lembaran pertama catatan harianku. begitu indah. hanya agar aku bisa senantiasa melihatnya. dan mengingatkanku, nasehat untuk diriku. 


“orang sering keterlaluan, tidak logis, dan hanya mementingkan diri; bagaimanapun, maafkanlah mereka. 

bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih; bagaimanapun, berbaik hatilah. 

bila engkau sukses, engkau akan mendapatkan beberapa teman palsu, dan beberapa sahabat sejati; bagaimanapun, jadilah sukses. 

bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu; bagaimanapun, jujur dan terbukalah. 

apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam; bagaimanapun, bagunlah. 

bila engkau mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri; bagaimanapun, berbahagialah. 

kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang; bagimanapun, berbuat baiklah. 

bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu. 

engkau lihat, akhirnya ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu; bagaimanapun, ini bukan urusan antara engkau dan mereka. 

berikan kepada dunia yang terbaik yang anda miliki dan mungkin Anda akan terluka. bagaimanapun juga, berikan yang terbaik !”


–Bunda Teresa–

Tinggalkan komentar